Pewaris Ajaran Syekh Siti Jenar-Membuka Pintu Makrifat
Manunggaling Kawulo-Gusti dan Sangkan Paraning Dumadi
Ajaran
Syekh Siti Jenar dan dua muridnya yang cukup penting untuk di mengerti para
penempuh ajaran makrifat adalah konsep Manunggaling Kawulo Gusti(wahdatul
wujud) dan Sangkan Paraning Dumadi (asal tujuan manusia).Kedua
hal itu merupakan inti dari ajaran makrifat yang kemudian banyak juga
dikembangkan oleh kelompok-kelompok makrifat berbasis pengetahuan lokal yang
sering di sebut kejawen.Karena itu ajaran ini berkembang sedemikian rupa
sehingga memiliki banyak versi.Disini,penulis mencoba menelusuri hakikat ajaran
itu dari pemahaman akan kisah Syekh Siti Jenar dan kedua muridnya
Banyaknya versi sengaja tidak menjadi fokuspembahasan
penulis.Dalam kesempatan ini,penulis justru ingin mengajak pembaca menatap
kedepan.dengan begitu,yang paling penting dari ajaran tersebut adalah visi
kebudayaannya yang adiluhung.Dari pemahaman yang seperti itu barulah
kita bisa berharap terbukanya hijab/sekat-sekat kultural yang menjadikan
kebudayaan kita stagnant.Maka ujung dari pencarian ini adalah suatu
perspektif makrifat yang mampu menjadikan hidup manusia lebih hidup.demikian
agar tidak banyak lagi orang yang terjebak sebagaimana murid-murid Syekh Siti
Jenar yang membuat keonaran di pasar-pasar.Dan itulah pentingnya penyajian dua
murid Syekh siti Jenar yang telah memahami betul ajaran sang guru,yaitu Ki
Ageng Pengging dan Pangeran Panggung.
a.Manunggaling kawulo-Gusti:antara
Agama,sains dan Politik
Ada satu anekdot konyol dari kisah Syekh Siti
Jenar yang menurut penulis merupakan pemahaman salah kaprah tentang
ajaran Manunggaling Kawulo Gusti.Yaitu penggambaran ajaran Manunggaling Kawulo
Gusti sebagaimana adegan berikut : Sang wali utusan Demak berkata,”Saya adalah
utusan dari Sultan Demak meminta kepada saudaraku Syekh Siti Jenar agar
bersedia menghadap Sultan di Demak guna di ajak bermusyawarah tentang ilmu
agama”.Syekh Siti Jenar menjawab,”Di sini tidak ada Syekh Siti Jenar,yang ada
hanyalah Allah”.Maka utusan itu balik ke Demak,melaporkan apa yang dikatakan
oleh syekh Siti jenar.Mendengar laporan itu maka penguasa Demak mengutus lagi
utusan agar memanggil Allah yang ada di Krendhasawa untuk datang ke
Demak.Setelah tiba kembali di kediaman Syekh Siti Jenar,sang utusan
berkata,”Saya adalah utusan dari Sultan Demak meminta kepada Allah yang berdiam
di Krendhasawa ini agar bersedia menghadap Sultan di Demak guna di ajak
bermusyawarah tentang ilmu agama”.Syekh Siti Jenar menjawab,”Di sini tidak ada
Allah,yang ada hanyalah Syekh Siti Jenar”.Maka pulanglah sang utusan melapor
kembali pada sang penguasa Demak.
Kepada Yth Pembaca Yang Budiman,
Artikel ini disampaikan untuk menambah wacana
dan referensi untuk memperkaya pemahaman dan bisa juga untuk tujuan menambah
perbendaharaan pengetahuan ajaran-ajaran jawa semata. Soal benar dan salah
ajaran beliau, kami mohon agar para pembaca bisa arif dan bijaksana. Terima
kasih.
Ketika dihadapkan pada peradaban baru, banyak di antara
manusia yang memilih jalan yang dianggap benar. Jalan wali adalah salah satu
yang mungkin bisa membawa manusia memasuki peradaban yang penuh dengan
kesadaran untuk menuju Tuhan, karena jalan wali adalah jalan menuju
pembebasan…..
Syekh Siti Jenar adalah salah satu wali yang memiliki
ajaran dan pemikiran kontroversial. Banyak ulama melihat ajaran Beliu dari
sudut pandang tasawwuf dan menjadikan persoalan yang timbul menjadi lain,
karena dianggap menyesatkan tetapi justru menjadi suatu ajaran yang sudah
mencapai derajat ”fana”.
Apa dan bagaimana ajaran dan pemikiran Syekh Siti Jenar
yang telah menemukan ”sejati ning urip” hidup yang lahir. Apakah ajaran dan
pemikiran Beliu dapat kita petik untuk bekal kehidupan atau malah menyesatkan
….
Mari kita ungkap ajaran-ajaran Beliu serta membuka
misteri yang selama ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan,sbb:
140
AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR
001. …. tidak usah kebanyakan
teori semu, karena sesungguhnya ingsun (saya) inilah Allah. Nyata
ingsun yang sejati, bergelar Prabu Satmata, yang tidak ada lain kesejatiannya
yang disebut sebangsa Allah.
002. Jika ada seseorang manusia
yang percaya kepada kesatuan lain selain Allah SWT, maka ia akan kecewa karena
ia tidak akan memperoleh apa yang ia inginkan.
003. Allah itu adalah keadaanku,
lalu mengapa kawan-kawanku sama memakai penghalang? Dan sesungguhnya aku ini
adalah haq Allah pun tiada wujud dua; saya sekarang adalah Allah, nanti Allah,
dzahir bathin tetap Allah, kenapa kawan-kawan masih memakai pelindung?.
004. Sebenarnya keberadaan dzat
yang nyata itu hanya berada pada mantapnya tekad kita, tandanya tidak ada
apa-apa, tetapi harus menjadi segala niat kita yang sungguh-sungguh.
005. Tidak usah banyak bertingkah,
saya ini adalah Tuhan. Ya, betul betul saya ini adalah Tuhan yang sebenarnya,
bergelar Prabu Satmata, ketahuilah bahwa tidak ada tuhan yang lain selain saya.
006. Saya ini mengajarkan ilmu
untuk betul-betul dapat merasakan adanya kemanunggalan. Sedangkan bangkai itu
selamanya tidak ada. Adapun yang dibicarakan sekarang adalah ilmu yang sejati
yang dapat membuka tabir kehidupan. Dan lagi semuanya sama. Tidak ada tanda
secara samar-samar, bahwa benar-benar tidak ada perbedaan yang bagaimanapun,
saya akan tetap mempertahankan tegaknya ilmu tersebut.
007. Bahwa sesungguhnya, lafadz
Allah yaitu kesaksian akan Allah, yang tanpa rupa dan tiada tampak akan
membingungkan orang, karena diragukan kebenarannya. Dia tidak mengetahui akan
diri pribadinya yang sejati, sehingga ia menjadi bingung. Sesungguhnya nama
Allah itu untuk menyebut wakil-Nya, diucapkan untuk menyatakan yang dipuja dan
menyatakan suatu janji. Nama itu ditumbuhkan menjadi kalimat yang diucapkan Muhammad
Rasulullah.
008. ….. padahal sifat kafir
berwatak jisim, yang akan membusuk, hancur lebur bercampur tanah. Lain jika
kita sejiwa dengan Dzat Yang Maha Luhur. Ia gagah berani, Maha Sakti dalam
syarak, menjelajahi alam semesta. Dia itu pangeran saya, yang mengusai dan
memerintah saya, yang bersifat wahdaniyah, artinya menyatukan diri
denga ciptaan-Nya. Ia dapat abadi mengembara melebihi peluru atau anak sumpit,
bukan budi bukan nyawa, bukan hidup tanpa asal dari manapun, bukan pula
kehendak tanpa tujuan. Dia itu yang bersatu padu dengan wujud saya. Tiada susah
payah, kodrat dan kehendak-Nya, tiada kenal rintangan, sehingga pikiran keras
dari keinginan luluh tiada berdaya. Maka timbullah dari jiwa raga saya
kearif-bijaksanaan saya menjumpai ia sudah ada di sana.
009. Syehk Lemah Bang namaku,
Rasulullah ya aku sendiri, Muhammad ya aku sendiri,Asma Allah itu sesungguhya
dirilu, ya akulah yang menjadi Allah ta’ala.
010. Jika Anda menanyakan di mana
rumah Tuhan, maka jawabnya tidaklah sukar. Allah berada pada Dzat yang
tempatnya tidak jauh, yaitu berada dalam tubuh manusia. Tapi hanya orang yang
terpilih saja yang bisa melihatnya, yaitu orang-orang suni.
011. Rahasia kesadaran kesejatian
kehidupan, ya ingsun ini kesejahteraan kehidupan, engkau sejatinya Allah, ya
ingsun sejatinya Allah; yakni wujud yang berbentuk itu sejati itu sejatinya
Allah, sir (rahasia) itu Rasulullah, lisan (pengucap) itu Allah, jasad Allah
badan putih tanpa darah, sir Allah, rasa Allah, rahasia rasa kesejatian Allah,
ya ingsun (aku) ini sejatinya Allah.
012. Adanya kehidupan itu karena
pribadi, demikian pula keinginan hidup itupun ditetapkan oleh diri sendiri,
tidak mengenal roh, yang melestarikan kehidupan, tiada turut merasakan sakit ataupun
lelah. Suka dukapun musnah karena tidak diinginkan oleh hidup. Dengan demikian
hidupnya kehidupan itu berdiri sendiri.
013. Dzat wajibul maulana adalah
yang menjadi pemimpin budi yang menuju ke semua kebaikan. Citra manusia hanya
ada dalam keinginan yang tunggal. Satu keinginan saja belum tentu dapat
dilaksanankan dengan tepat, apalagi dua. Nah cobala untuk memisahkan Dzat
wajibul maulana dengan budi, agar supaya manusia dapat menerima keinginan yang
lain.
014. Hyang Widi, kalau dikatakan
dalam bahasa di dunia ini adalah baka bersifat abadi, tanpa antara tiada erat
dengan sakit apapun rasa tidak enak, ia berada baik disana, maupun di sini,
bukan ini bukan itu. Oleh tingkah yang banyak dilakukan dan yang tidak wajar,
menuruti raga, adalah sesuatu yang baru.
015. Gagasan adanya badan halus
itu mematikan kehendak manusia. Di manakah adanya Hyang Sukma, kecuali hanya
diri pribadi. Kelilingilah cakrawala dunia, membubunglah ke langit yang tinggi,
selamilah dalam bumi sampai lapisan ke tujuh, tiada ditemukan wujud yang mulia.
016. Kemana saja sunyi senyap
adanya; ke Utara, Selatan, Barat, Timur dang Tengah, yang ada di sana hanya
adanya di sini. Yang ada di sini bukan wujud saya. Yang ada dalam diriku adalah
hampa dan sunyi. Isi dalam daging tubuh adalah isi perut yang kotor. Maka bukan
jantung bukan otak yang pisah dari tubuh, laju peasat bagaikan anak panah lepas
dari busur, menjelajah Mekkah dan Madinah.
017. Saya ini bukan budi, bukan
angan-angan hati, bukan pikiran yang sadar, bukan niat, buka udara, bukan
angin, bukan panas, dan bukan kekosongan atau kehapaan. Wujud saya ini jasad,
yang akhirnya menjadi jenazah, busuk bercampur tanah dan debu. Napas saya
mengelilingi dunia, tanah, api, air, dan udara kembali ke tempat asalnya, sebab
semuanya barang baru bukan asli.
018. Maka saya ini Dzat sejiwa
yang menyatu, menyukma dalam Hyang Widi. Pangeran saya bersifat Jalil dan
Jamal, artinya Maha Mulia dan Maha Idah. Ia tidak mau sholat atas kehendak
sendiri, tidak pula mau memerintah untuk shalat kepada siapapun. Adapun shalat
itu budi yang menyuruh, budi yang laknat dan mencelakakan, tidak dapat
dipercaya dan dituruti, karena perintahnya berubah-ubah. Perkataannya tidak
dapat dipegang, tidak jujur, jika dituruti tidak jadi dan selalu mengajak
mencuri.
019. Syukur kalau saya sampai tiba
di dalam kehidupan yang sejati. Dalam alam kematian ini saya kaya akan dosa.
Siang malam saya berdekatan dengan api neraka. Sakit dan sehat saya temukan di
dunia ini. Lain halnya apabila saya sudah lepas dari alam kematian. Saya akan
hidup sempurna, langgeng tiada ini dan itu.
020. Menduakan kerja bukan watak
saya. Siapa yang mau mati dalam alam kematian orang kaya akan dosa. Balik jika
saya hidup yang tak kekak ajal, akan langeng hidup saya, tida perlu ini dan
itu. Akan tetapi saya disuruh untuk memilih hidup ayau mati saya tidak sudi.
Sekalipun saya hidup, biar saya sendiri yang menetukan.
021. …….Betapa banyak nikmat hidup
manfaatnya mati. Kenikmatan ini dijumpai dalam mati, mati yang sempurna teramat
indah, manusia sejati adalah yang sudah meraih ilmu. Tiada dia mati, hidup
selamanya, menyebutnya mati berarti syirik, lantaran tak tersentuh lahat, hanya
beralih tempatlah dia memboyong kratonnya.
022. Aku angkat saksi dihadapan
Dzat-KU sendiri, susungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku. Dan Aku angkat saksi
sesungguhnya Muhammad itu utusan-KU, susungguhny yang disebut Allah adalah ingsun
(aku) diri sendiri. Rasul itu rasul-KU, Muhammad itu cahaya-KU, aku Dzat yang
hidup yang tak kena mati, Akulah Dzat yang kekal yang tidak pernah berubah
dalam segala keadaan. Akulah Dzat yang bijaksana tidak ada yang samar
sesuatupun, Akulah Dzat Yang Maha Menguasai, Yang Kuasa dan Yang Bijaksana,
tidak kekurangan dalam pegertian, sempurna terang benderang, tidak terasa
apa-apa, tidak kelihatan apa-apa, hanyalah aku yang meliputi sekalian alam
dengan kodrat-KU.
023. Janganlah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah keberadaan Allah. Disebut Imannya Iman.
024. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah tempat manunggalnya Allah. Disebut Imannya Tauhid.
025. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah sifatnya Allah. Disebut Imannya Syahadat.
026. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah kewaspadaan Allah. Disebut Imannya Ma’rifat.
027. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah menghadap Allah. Disebut Imannya Shalat.
028. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah kehidupannya Allah. Disebut Imannya Kehidupan.
029. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah kepunyaan dan keagungan Allah. Disebut Imannya Takbir.
030. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, sebab engkau adalah pertemuan Allah. Disebut Imannya Saderah.
031. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah kesucian Allah. Disebut Imannya Kematian.
032. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, sebab engkau adalah wadahnya Allah. Disebut Imannya Junud.
033. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah bertambahnya nikmat dan anugrah Allah.
Disebut Imannya Jinabat.
034. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah asma Nama Allah. Disebut Imannya Wudlu.
035. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah ucapan Allah. Disebut Imannya Kalam.
036. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah juru bicara Allah. Disebut Imannya Akal.
037. Jangalah ragu dan janganlah
menyekutukan, karena engkau adalah wujud Allah, yaitu tempat berkumpulnya
seluruh jagad makrokosmos, dunia akhirat, surga neraka,arsy kursi, loh
kalam, bumi langit, manusia, jin, iblis laknat, malaikat, nabi, wali, orang
mukmin, nyawa semua, itu berkumpul di pucuknya jantung, yang disebut alam
khayal (ala al-khayal). Disebut Imannya Nur Cahaya.
038. Yang disebut kodrat itu yang
berkuasa, tiada yang mirip atau yang menyamai. Kekuasannya tanpa piranti,
keadaan wujudnya tidak ada baik luar maupun dalam merupakan kesatuan, yang
beraneka ragam.
039. Iradat artinya kehendak yang
tiada membicarakan, ilmu untuk mengetahui keadaan, yang lepas jah dari panca
indra bagaikan anak gumpitan lepas tertiup.
040. Inilah maksudnya syahadat: Asyhadu berarti jatuhnya rasa, Ilaha berarti kesetian rasa, Ilallah berarti bertemunya rasa, Muhammad berartihasil karya yang
maujud dan Pangeran berarti kesejatian hidup.
041. Mengertilah bahwa
sesungguhnya inisyahadat sakarat, jika tidak tahu maka sakaratnya masih
mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya sperti hewan.
042. Syahadat allah, allah badan lebur menjadi
nyawa, nyawa lebur menjadi cahaya, cahaya lebur menjadi roh, roh lebur menjadi
rasa, rasa lebur sirna kembali kepada yang sejati, tinggalah hanya Allah semata
yang abadi dan terkematian. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
043. Syahadat Ananing
Ingsun, Asyhadu keberadaan-KU, La Ilaha bentuk wajahku, Ilallah Tuhanku,
sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku, yaitu badan dan nyawa seluruhnya.
(Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
044. Syahadat Panetep
Panatagana yaitu, yang menjdai bertempatnya Allah, menghadap kepada Allah, bayanganku
adalah roh Muhammad, yaitu sejatinya manusia, yaitu wujudnya yang sempurna.
(Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
045. Kenikmatan mati tak dapat
dihitung ….tersasar, tersesat, lagi terjerumus, menjadikan kecemasan,
menyusahkan dalam patihnya, justru bagi ilmu orang remeh…..
046. Segala sesuatu yang wujud,
yang tersebar di dunia ini, bertentangan denga sifat seluruh yang diciptakan,
sebab isi bumi itu angkasa yang hampa.
047. Shalat limakali sehari adalah
pujian dan dzikir yang merupakan kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak
pribadi. Benar atau salah pribadi sendiri yang akan menerima, dengan segala
keberanian yang dimiliki.
048. Pada permulaan saya shalat,
budi saya mencuri, pada waktu saya dzikir, budi saya melepaskan hati, menaruh
hati kepada seseorang, kadang-kadang menginginkan keduniaan yang banyak, lain
dengan Dzat Maha yang bersama diriku, Nah, saya inilah Yang Maha Suci, Dzat
Maulana yang nyata, yang tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibayangkan.
049. Syahadat, shalat, dan puasa
itu adalah amalan yang tidak diinginkan, oleh karena itu tidak perlu dilakukan.
Adapun zakat dan naik haji ke Makkah, keduanya adalah omong kosong. Itu semua
adalah palsu dan penipuan terhadap sesama manusia. Menurut para auliya’ bila
manuasia melakukannya maka dia akan dapat pahala itu adalah omong kosong, dan
keduanya adalah orang yang tidak tahu.
050. Tiada pernah saya menuruti
perintah budi, bersujud-sujud di masjid mengenakan jubah, pahalanya besok saja,
bila dahi sudah menjadi tebal, kepala, berbelang. Sesungguhnya hal itu tidak
masuk akal. Di dunia ini semua manusia adalah sama. Mereaka semua mengalami
suka duka, menderita sakit dan duka nestapa, tiada bedanya satu dengan yang
lain. Oleh karena itu saya, Siti Jenar, hanya setia pada satu hal, saja, yaitu
Gusti Dzat Maulana.
051. ….Gusti Dzat Maulana. Dialah
yang luhur dan sangat sakti, yang berkuasa Maha Besar, lagi pula memiliki dua
puluh sifat, kuasa atas segala kehendak-Nya. Dialah Maha Kuasa pangkal mula
segala ilmu, Maha Mulia, Maha Indah, Maha Sempurna, Maha Kuasa, Rupa warna-nya
tanpa cacat, seperti hamba-Nya. Di dalam raga manusia ia tiada tanpak. Ia
sangat sakti menguasai segala yang terjadi, dan menjelajahi seluruh alam semesta,
Ngindraloka.
052. Hyang Widi, wjud yang tak
tampak oleh mata, mirip dengan ia sendiri, sifat-sifatnya mempunyai wujud,
sperti penampakan raga yang tiada tanpak. Warnanya melambangkan keselamatan,
tetapi tanpa cahaya atau teja, halus, lurus terus menerus, menggambarkan
kenyataan tiada dusta, ibaratnya kekal tiada bermula, sifat dahulu yang
meniadakan permulaan, karena asal diri pribadi.
053. Mergertilah bahwa
sesungguhnya ini syahadat sakarat, jika tidak tahu maka sekaratnya masih
mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya seperti hewan.
054. Syekh Siti Jenar mengetahui
benar di mana kemusnahan anta ya mulya, yaitu Dzat yang
melanggengkan budi, berdasarkan dalil ramaitu, ialah dalil yang dapat
memusnahkan beraneka ragam selubung, yaitu dapat lepas bagaikan anak panah,
tiada dapat diketahui di mana busurnya. Syari’at, tarekat, hakekat, dan
ma’rifat musnah tiada terpikirkan. Maka sampailah Syekh Siti Jenar di istana
sifat yang sejati.
055. Kematian ada dalam hidup,
hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali
ke tujuan dan hidup langgeng selamanya, dalam hidup ini adalah ada surga dan
neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk surga berarti
ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia
masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.
056. Hidup itu bersifat baru dan
dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman,
yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk,
hancur lebur bersifat najis. Oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai
sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran,
berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pegangan hidup. Akal
dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur.
Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak
kebahagiaan orang lain. Dengki juga akan menimbulkan kejahatan, kesombongan
yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya.
Kalau sudah sampai sedemikian parahnya manusia biasanya baru menyesali
perbuatannya.
057. Apakah tidak tahu bahwa
penampilan bentuk daging, urat, tulang, dan sumsum busa rusak dan bagaimana
cara Anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali setiap barinya
akhirnya mati juga. Meskipun badan Anda, Anda tutupi akhirnya kena debu juga.
Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa
pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan
tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat dunia ini
dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.
058. Segala sesuatu yang terjadi
di alam ini pada hakikatnya adalah perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai
baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah
besar bila ada yang menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk
adalah dari selain Allah. Oleh karena itu Af’al allah harus dipahami dari
dalam dan dari luar diri manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, di
situlah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh Allah
kepada makhluk-Nya, yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari
tangan seseorang itu adalah berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang,
”maksudnya bukanlah engkau yang melempar, melainkan allah yang melempar ketika
engkau melempar.
059. Di dunia ini kita merupakan
mayat-mayat yang cepat juga akan menjadi rusak dan bercampur tanah. Ketahuilah
juga bahwa apa yang dinamakan kawulo-gusti tidak berkaitan dengan seorang
manusia biasa seperti yang lain-lain. Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam
diriku, siang dan malam tidak dapat memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya
untuk saat ini nama kawula-gusti itu belaku, yakni selama saya mati. Nanti
kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang tinggal hanya
hidupku sendiri, ketentraman langgeng dalam Anda sendiri. Bial kamu belum
menyadari kata-kataku, maka dengan tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih
terbenam dalam masa kematian. Di sini memang terdapat banyak hihuran macam
warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak
melihat, bahwa itu hanya akibat panca indera. Itu hanya impian yang sama sekali
tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng
yang terikat padanya. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan
kematian, satu-satunya yang ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan.
060. Bukan kehendak, angan-angan,
bukan ingatan, pikir atau niat, hawa nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau
kehampaan, penampilanku bagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat
busuk bercampur debu, napsu terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air
kembali sebagai asalnya, yaitu kembali menjadi baru.
061. Bumi, langit dan sebagainya
adalah kepunyaan seluruh manusia. Manusialah yang memberi nama. Buktinya
sebelum saya lahir tidak ada.
062. Sesungguhnya pada hakikatnya
tidak ada perbedaan antara ajaran Islam dengan Syiwa Budha. Hanya nama, bahasa,
serta tatanan yang berbeda. Misalnya dalam Syiwa Budha dikenal Yang Maha Baik
dan Pangkal Keselamatan, sementara dalam Islam kita mengenal Allah al Jamal dan as Salam. Jika Syiwa dkenal sebagai
pangkal penciptaan yang dikenal dengan Brahmana maka dalam Islam kita
mengenal al Khaliq. Syiwa
sebagai penguasa makhluk disebut Prajapati, maka dalam Islam kita
mengenal al Maliku al Mulki. Jika Syiwa Maha Pemurah dan
Pengasih disebut Sankara, maka dalam Islam kita mengena ar-Rahman dan ar-Rahim.
063. Kehilangan adalah kepedihan.
Berbahagialah engkau, wahai musafir papa, yang tidak memiliki apa-apa maka
tidak akan pernah kehilangan apa-apa.
064. Jika engkau kagum kepada
seseorang yang engkau anggap Wali Allah, jangan engkau terpancang pada
kekaguman akan sosok dan perilaku yang diperbuatnya. Sebab saat seseorang
berada pada tahap kewalian, maka keberadaab dirinya sebagi manusia telah
lenyap, tenggelam ke
dalam al Waly.
065. Kewalian bersifat terus
menerus, hanya saja saat tenggelam dalam al Waly. Berlangsungnya Cuma beberapa
saat. Dan saat tenggelam ke dalam al Waly itulah sang wali benar-benar
menjadi pengejawantahan al Waly. Lanaran itu sang wali
memiliki kekeramatan yang tidak bisa diukur dengan akal pikiran manusia, dimana
karamah itu sediri pada hakekatnya pengejawantahan al Waly. Dan lantaran itu pila yang
dinamakan karamah adalah sesuatu diluar kehendak sang wali pribadi. Semua itu
semata-mata kehendak-Nya mutlak.
066. Kekasih Allah itu ibarat
cahaya. Jika ia berada di kejahuan, kelihatan sekali terangnya. Namun jika
cahaya itu didekatkan ke mata, mata kita akan silau dan tidak bisa melihatnya
dengan jelas. Semakin dekat cahaya itu kemata maka kita akan semakin buta tidak
bisa melihatnya.
067. Engkau bisa melihat cahaya
kewalian pada diri seseorang yang jauh darimu. Nemun engkau tidak bisa melihat
cahaya kewalian yang memancar dari diri orang-orang yang terdekat denganmu.
068. Saya hanya akan memberi
sebuah petunjuk yang bisa digunakan untuk meniti jembatam (shiratal mustaqim)
ajaib ke arahnya. Saya katakan ajaib karena jembatan itu bisa menjauhkan
sekaligus mendekatkan jarak mereka yang meniti dengan tujuan yang hendak
dicapai.
069. Bagi kalangan awan, istighfar
lazimnya dipahami ebagai upaya memohon ampun kepada Allah sehingga mereka
memperoleh pengampunan. Tetapi bagi para salik, istighfar adalah upaya
pembebasan dari belenggu kekakuan kepada Allah sehingga memperoleh ampun yang
menyingkap tabir ghaib yang menyelubungi manusia. Sesungguhnya di dalam asma al Ghaffar terangkum makna Maha
Pengampun dan juga Maha menutupi, Maha Menyembunyikan dan Maha Menyelubungi.
070. Semua itu terika itu benar,
hanya nama dan caranya saja yang berbeda. Justru ”cara” itu menjadi salah dan
sesat ketika sang salik melihat menilai terlalu tinggi ”cara” yang diikutinya
sehinga menafikan ”cara” yang lain.
071. Semua rintangan manusia itu
berjumlah tujuh, karena kita adalah makhluk yang hidup di atas permukaan bumi.
Allah membentangkan tujuh lapis langit yang kokoh di atas kita, sebagaimana
bumipun berlapis tujuh, dan samuderapun berlapis tujuh. Bahkan neraka berlapis
tujuh. Tidakkah anda ketahui bahwa suragapun berjumlah tujuh. Tidakkah Anda
ketahui bahwa dalam beribadaaah kepada Allah manusia diberi piranti tujuh ayat
yang diulang-ulang dari Al-Quran untuk menghubungkang dengan-Nya? Tidakkah Anda
sadari bahwa saat Anda sujud anggota badan Anda yang menjadi tumpuan?
072. Di dunia manusia mati. Siang
malam manusia berpikir dalam alam kematian, mengharap-harap akan permulaan
hidupnya. Hal ini mengherankan sekali. Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini
dalam alam kematian, sebab di dunia ini banyak neraka yang dialami.
Kesengsaraan, panas, dingin, kebingungan, kekacauan, dan kehidupan manusia dalam
alam yang nyata.
073. Dalam alam ini manusia hidup
mulia, mandiri diri pribadi, tiada diperlukan lantaran ayah dan ibu. Ia
beberbuat menurut keingginan sendiri tiada berasal dari angin, air tanah, api,
dan semua yang serba jasad. Ia tidak menginginkan atau mengaharap-harapkan
kerusakan apapun. Maka apa yang disebut Allah ialah barang baru, direka-reka
menurut pikiran dan perbuatan.
074. Orang-orang muda dan bodoh
banyak yang diikat oleh budi, cipta iblis laknat, kafir, syetan, dan
angan-angan yang muluk-muluk, yang menuntun mereka ke yang bukan-bukan. Orang
jatuh ke dalam neraka dunia karena ditarik oleh panca indera, menuruti nafsu catur
warna : hitam, merah, kuning, serta putih, dalam jumlah yang besar sekali, yang
masuk ke dalam jiwa raganya.
075. Saya merindukan hidup saya
dulu, tatkala saya masih suci tiada terbayangkang, tiada kenal arah, tiada
kenal tempat, tiada tahu hitam, merah, putih, hijau, biru dan kuning. Kapankah
saya kembali ke kehidupan saya yang dulu? Kelahiranku di dunia alam kematian
itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang
mengandung sifat baru.
076. Kelahiranku di dunia kematian
itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang
mengandung sifat baru.
077. Keinginan baru, kodrat,
irodat, samak, basar dan ngaliman )’aliman). Betul-betul terasa amat berat di
alam kematian ini. Panca pranawa kudus, yaitu lima penerangan suci, semua sifat
saya, baik yang dalam maupun yang luar, tidak ada yang saya semuanya iti
berwujud najis, kotor dan akan menjadi racun. Beraneka ragam terdapat tersebut
dalam alam kematian ini. Di dunia kematian, manusia terikat oleh panca indera,
menggunakan keinginan hidup, yang dua puluh sifatnya, sehingga saya hampir
tergila-gila dalam dan kematian ini.
078. Hidup itu bersifat baru dan
dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman,
yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk,
hancur lebur bersifat najis, oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai
sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran,
berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pandangan hidup. Akal
dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur.
Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak
kebahagian orang lain. Dengki juga akan menimbulkal kejahatan, kesombongan yang
pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau
sudah samapai sedemikian parahnya manuasia biasanya baru menyesali
perbuatannya.
079. Apakah tidak tahu bahwa
penampilan bentuk daging, urat, sungsum, bisa merusak dan bagaimana cara anda
memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali tiap harinya akhirnya mati
juga. Meskipun badan anda, anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika
penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang
dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak
akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.
080. mayat-mayat berkeliaran
kemana-mana, ke Utara dan ke Timur, mencari makan dan sandang yang bagus dan
permata serta perhiasan yang berkilauan, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah
mayat-mayat belaka. Yang naik kereta, dokar atau bendi itu juga mayat, meskipun
seringkali ia berwatak keji terhadap sesamanya.
081. Orang yang dihadapi oleh
hamba sahayanya, duduk di kursi, kaya raya, mempunyai tanah dan rumah yang
mewah, mereka sangat senang dan bangga. Apakah ia tidak tahu, bahwa semua benda
yang terdapat di dunia akan musnah menjadi tanah. Meskipun demikia ia bersifat
sombong lagi congkak. Oh, berbelas kasihan saya kepadanya. Ia tidak tahu akan
sifat-sifat dan citra dirinya sebagai mayat. Ia merasa dirinya yang paling
cukup pandai.
082. Di alam kematian ada surga
dan neraka, dijumpai untung serta sial. Keadaan di dunia seperti ini menurut
Syekh Siti Jenar, sesuai dengan dalil Samarakandi ”al mayit pikruhi
fayajitu kabilahu” artinya Sesungguhnya orang yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh
pahala surga serta neraka.
083. ”Keadaan itulah yang dialami
manusia sekarang” demikian pendapat Syekh Siti Jenar, yang pada akhirnya Siti
Jenar siang malam berusaha untuk mensucikan budi serta menguasai ilmu luhur
dengan kemuliaan jiwa.
084. Di alam kematian terdapat surga dan neraka,
yakni bertemu dengan kebahagian dan kecelakaan, dipenuhi oleh hamparan
keduniawian. Ini cocok dengan dalil Samarakandi analmayit pikutri,
wayajidu katibahu. Sesungguhnya orang mati itu akan mendapatkan raga bangkainya, terkena pahala surga serta neraka.
085. Surga neraka tidaklah kekal
dan dapat lebur, ataupun letaknya hanya dalam rasa hati masing-masing pribadi,
senang puas itulah surga, adapun neraka ialah jengkel, kecewa dalam hati. Bahwa
surga neraka terdapat dia akhirat. Itulah hal yang semata khayal tidak termakan
akal.
086. Sesungguhnya, meurut ajaran
Islam pun, surga dan neraka itu tidak kekal. Yang menganggap kekal surga neraka
itu adalah kalangan awam. Sesungguhnya mereka berdua wajib rusak dan binasa.
Hanya Allah Dzat yang wajib abadi, kekal, langgeng, dan azali.
087. Sesungguhnya, tempat
kebahagian dan kemulian yang disebut swarga oleh orang-orang Hindu-Budha,
di dalam Islam disebut dengan nama Jannah (taman), yang bermakna tempat
sangat menyenangkan yang di dalamnya hanya terdapat kebahagian dan kegembiraan.
Hampir mirip dengan swarga yang dikenal di dalam Syiwa-Budha, di dalam Islam
dikenal ada tujuh surga besar yang disebut ’alailliyyin,al-Firdaus,
al-Adn, an-Na’im, al-Khuld, al-Mawa, dan Darussalam. Di surga-surga itulah amalan
orang-orang yang baik ditempatkan sesuai amal ibadahnya selam hidup di dunia.
088. Sementara itu, tidak berbeda
dengan ajaran Syiwa-Budha yang meyakini adanya Alam Bawah, yaitu neraka yang
bertingkat-tingkat dan jumlahnya sebanyak jenis siksaan, Islam pun mengajarkan
demikian. Jika dalam ajaran Syiwa-Budha dikenal ada tujuh neraka besar yaitu, Sutala, Wtala,
Talata, Mahatala, Satala, Atala, dan Patala. Maka dalam Islam juga
dikenal tingkatan neraka yaitu, Jahannam, Huthama, Hawiyah, Saqar, Jahim, dal
Wail.
089. Sebetulnya yang disebut awal
dan akhir itu berda dalam cipta kita pribadi, seumpama jasad di dalam kehidupan
ini sebelum dilengkapi dengan perabot lengkap, seperti umur 60 tahun, disitu
masih disebut sebagai awal, maka disebut masyriq (timur) yang maknanya
mengangkat atau awal penetapan manusia, serta genapnya hidup.
090. Yang saya sebut Maghrib
(Barat) itu penghabisan, maksudnya saat penghabisan mendekati akhir, maksudnya
setelah melali segala hidup di dunia. Maka, sejatinya awal itu memulai, akhir
mengakhiri. Jika memang bukan adanya zaman alam dunia atau zaman akhirat, itu
semua masih dalam keadaan hidup semua.
091. Untuk keadaan kematian saya
sebut akhirat, hanyalah bentuk dari bergantinya keadaan saja. Adapun
sesungguhnya mati itu juga kiamat. Kiamat itu perkumpulan, mati itu roh, jadi
semua roh itu kalau sudah menjadi satu hanya tinggal kesempurnaannya saja.
092. Moksanya roh saya sebut mati,
karena dari roh itu terwujud keberadaan Dzat semua, letaknya kesempurnaan roh
itu adalah musnahnya Dzat. Akan tetapi bagi penerapan ma’rifat hanya yang
waspada dan tepat yang bisa menerapkan aturannya. Disamping semua itu,
sesungguhnya semuanya juga hanya akan kembali kepada asalnya masing-masing.
093. Ketahuilah, bahwa surga dan
neraka itu dua wujud, terjadinya dari keadaan, wujud makhluk itu dari kejadian.
Surga dan neraka sekarang sudah tampak, terbentuk oleh kejadian yang nyata.
094. Saya berikan kiasan sebagai
tanda bukti adanya surga, sekarang ini sama sekali berdasarkan wujud dan
kejadian di dunia. Surga yang luhur itu terletak dalam perasaan hati yang
senang. Tidak kurang orang duduk dalam kereta yang bagus merasa sedih bahkan menangis
tersedu-sedu, sedang seorang pedagang keliling berjalan kaki sambil memikul
barang dangangannya menyanyi sepanjang jalan. Ia menyanyikan berbagai macam
lagu dengan suara yang terdengar mengalun merdu, sekalipun ia memikul,
menggendong, menjinjing atau menyunggi barang dagangannya pergi ke Semarang. Ia
itu menemukan surganya, karena merasa senang dan bahagia. Ia tidur di rumah
penginapan umum, berbantal kayu sebagai kalang kepala, dikerumuni serangga
penghisap darah, tetapi ia dapat tidur nyenyak.
095. Orang disurga segala macam
barang serba ada, kalau ingin bepergian serba enak, karena kereta bendi
tersedia untuk mondar-mandir kemana saja. Tetapi apabila nerakanya datang,
menangislah ia bersama istri atau suaminya dan anak-anaknya.
096. Manusia yang sejati itu ialah
yang mempunyai hak dan kekuasaan Tuhan yang Maha Kuasa, serta mandiri diri
pribadi. Sebagai hamba ia menjadi sukma, sedang Hyang Sukma menjadi
nyawa. Hilangnya nyawa bersatu padu dengan hampa dan kehampaan ini
meliputi alam semesta.
097. Adanya Allah karena dzikir,
sebab dengan berdzikir orang menjadi tidak tahu akan adanya Dzat dan
sifat-sifatnya. Nama untuk menyebut Hyang Manon, yaitu Yang Maha Tahu,
menyatukan diri hingga lenyap dan terasa dalam pribadi. Ya dia ya saya. Maka
dalam hati timbul gagagasan, bahwa ia yang berdzikir menjadi Dzat yang mulia.
Dalam alam kelanggengan yang masih di dunia ini, dimanapun sama saja, hanya
manusia yang ada. Allah yang dirasakan adanya waktu orang berdzikir, tidak ada,
jadi gagasan yang palsu, sebab pada hakikatnya adanya Allah yang demikian itu
hanya karena nama saja.
098. Manusia yang melebihi
sesamanya, memiliki dua puluh sifat, sehingga dalam hal ini antara agama
Hindu-Budha Jawa dan Islam sudah campur. Di samping itu roh dan nama sudah
bersatu. Jadi tiada kesukaran lagi mengerti akan hal ini dan semua sangat mudah
dipahami.
099. Manusia hidup dalam alam
dunia ini hanya mengadapai dua masalah yang saling berpasangan, yaitu baik
buruk berpasangan dengan kamu, hidup berjodoh dengan mati, Tuhan berhadapan
dengan hambanya.
100. Orang hidup tiada mersakan
ajal, orang berbuat baik tiada merasakan berbuat buruk dan jiwa luhur tiada
bertempat tinggal. Demikianlah pengetahuan yang bijaksana, yang meliputi
cakrawala kehidupan, yang tiada berusaha mencari kemuliaan kematian, hidup
terserah kehendak masing-masing.
101. Keadaan hidup itu berupa
bumi, angkasa, samudra dan gunung seisinya, semua yang tumbuh di dunia, udara
dan angin yang tersebar di mana-mana, matahari dan bulan menyusup di langit dan
keberadaan manusia sebagai yang terutama.
102. Allah bukan johor manik,
yaitu ratna mutu manikam, bukan jenazah dan rahasia yang gaib. Syahadat itu
kepalsuan.
103. akhirat di dunia ini
tempatnya. Hidup dan matipun hanya didunia ini.
104. Bayi itu berasal dari
desakan. Setelah menjadi tua menuruti kawan. Karena terbiasa waktu kanak-kanak
berkumpul dengan anak, setelah tua berkumpul dengan orang tua.
Berbincang-bincanglah mereka tentang nama sunyi hampa, saling bohong
membohongi, meskipun sifat-sifat dan wujud mereka tidak diketahui.
105. Takdir itu tiada kenal
mundur, sebab semuanya itu ada dalam kekuasaan Yang Murba Wasesa yang menguasai
segala kejadian.
106. Orang mati tidak akan
merasakan sakit, yang merasakan sakit itu hidup yang masih mandiri dalam raga.
Apabila jiwa saya telah melakukan tugasnya, maka dia akan kembali ke alam aning
anung, alam yang tentram bahagia, aman damai dan abadi. Oleh karena itu saya
tidak takut akan bahaya apapun.
107. Menurut pendapat saya. Yang
disebut ilmu itu ialah segala sesuatu yang tidak kelihatan oleh mata.
108. Mana ada Hyang Maha Suci? Baik di dunia maupun di
akhirat sunyi. Yang ada saya pribadi. Sesungguhnya besok saya hidup seorang
diri tanpa kawan yang menemani. Disitulah Dzatullah mesra bersatu menjadi saya.
109. Karena saya di dunia
ini mati, luar dlam saya sekarang ini, yang di dalam hidupku besok, yang
di luar kematianku sekarang.
110. Orang yang ingin pulang ke
alam kehidupan tidak sukar, lebih-lebih bagi murid Siti Jenar, sebab ia sudah
paham dengan mengusai sebelumnya. Di sini dia tahu rasanya di sana, di sana dia tahu
rasanya di sini.
111. Tiada bimbang akan
manunggalnya sukma, sukma dalam kehingan, tersimpan dati sanubari, terbukalah
tirai, tak lain antara sadar dan tidur, ibarat kaluar dari mimpi, menyusupi
rasa jati.
112. Manusia tidak boleh memiliki
daya atau keinginan yang buruk dan jelek.
113. Manusia tidak boleh
berbohong.
114. Manusia tidak boleh
mengeluarkan suara yang jorok, buruk, saru, tidak enak didengar, dan menyakiti
orang lain.
115. Manusia tidak boleh memakan
daging (hewan darat, udara ataupun air).
116. Manusia tidak boleh memakan
nasi kecuali yang terbuat dari bahan jagung.
117. Manusia tidak boleh
mengkhianati terhadap sesama manusia.
118. manusia tidak boleh meminum
air yang tidak mengalir.
119. Manusia tidak boleh membuat
dengki dan iri hari.
120. Manusia tidak boleh membuat
fitnah.
121. Manusia tidak boleh membunuh
seluruh isi jagad.
122. manusia tidak boleh memakan
ikan atau daging dari hewan yang rusuh, tidak patut, tidak bersisik, atau tidak
berbulu.
123. Bila jiwa badan lenyap, orang
menemukan kehidupan dalam sukma yang sungguh nyata dan tanpa bandingan. Ia
dapat diumpamakan dengan isinya buah kamumu. Pramana menampilkannya manunggal
dengan asalnya dan dilahirkan olehnya.
124. tetapi yang kau lihat, yang
nampaknya sebagai sebuah boneka penuh mutiara bercahaya indah, yang memancarkan
sinar-sinar bernyala-nyala, itu dinamakan pramana. Pramana itu kehidupan badan.
Ia manunggal dengan badan, tetapi tidak ambail bagian dalam suka dan dukanya.
Ia berada di dalam badan.
125. Tanpa turut tidur dan makan
tanpa menderita kesakitan atau kelaparan. Bila ia terpisah dari badan, maka
badan ikut tertinggal tanpa daya, lemah. Pramana itulah yang mampu mengemban
rasa, karena ia dihidupi oleh sukma. Kepadanya diberi anugrah mengemban
kehidupan yang dipandang sebagai rahasia rasa nya Dzat.
126. Penggosokan terjadi karena
digerakkan oleh agin. Dari kayu yang menjadi panas muncullah asap, kemudian
api. Api maupun asap keluar dari kayu. Perhatikanlah saat permulaan segala
sesuatu, segala yang dapat diraba dengan panca indera, keluar dari yang tidak
kelihatan tersembunya…..
127. Ada orang yang menyepi
dipantai. Mereka melakukan konsentrasi di tepi laut. Buka dua hal yang mereka
pikirkan. Hanya Pencipta semesta alam yang menjdai pusat perhatiannya. Karena
kecewa belum dapat berjumpa dengan-Nya, maka mereka lupa makan dan tidur.
128. Badan jasmani disebut cermin
lahir, karena merupakan cermin jauh dari apa yang dicari dalam mencerminkan
wajah dia yan ber-paes. Cermin batin jauh lebih dekat.
129. Siang malam terus menerus
mereka lakukan shalat. Dengan tiada hentinya terdengarlah pujian dan dzikir
mereka. Dan kadang mereka mencari tempat lain dan melakukan konsentrasi di
kesunyian hutan. Luar biasalah usaha mereka, hanya Penciptalahyang menjadi pusat
pandangannya.
130. Badan cacat kita cela,
keutamaan kerendahan hati kita puji, tetapi keadaan
kita ialah digerakkan dan didorong olek sukma. Tetapi sukma tidak tampak,
yang nampak hanya adan.
131. Cermin batin itu bukanlah
cermin yang dipakai orang-orang biasa. Cermin ini sangat istemewa, karena
mendekati kenyataan. Bila kau mengetahui badan yang sejati itulah yang
dinamakan kematian terpilih.
132. Bila engkau melihat badanmu,
Aku turut dilihat … Bila kau tidak memandang dirimu begitu, kau sungguh tersesat.
133. Sukma tidak jauh dari
pribadi. Ia tinggal di tempat itu jua. Ia jauh kalau dipandang jauh, tetapi
dekat kalau dianggap dekat. Ia tidak kelihatan, karean antara Dia dan manusia
terdapat kekuadaan-Nya yang meresapi segala-galanya.
134. Hyang Sukma Purba
menyembunyikan Diri terhadap peglihatan, sehingga ia lenyap sama sekali dan tak
dapat dilihat. Kontemplasi terhadap Dia yang benar lenyap dan berhenti. Jalan
untuk menemukan-Nya dilacak kembali dari puncak gunung.
135. Tetapi Hyang Sukma sendiri
tidak dapat dilihat. Cepat orang turun dari gunung dan dengan seksama orang
melihat ke kiri ke kanan. Namun Dia tidak ditemukan, hati orang itu berlalu
penuh duka cita dan kerinduan.
136. Hendaklah waspada terhadap
penghayatan roroning atunggil agar tiada ragu terhadap
bersatunya sukma, pengahayatan ini terbuka di dalam penyepian, tersimpan di
dalam kalbu. Adapun proses terungkapnya tabir penutup alam
gaib, laksana terlintasnya dlam kantuk bagi orang yang sedang mengantuk.
Penghayatan gaib itu datang laksana lintasan mimpi. Sesungguhnya orang yang
telah menghayati semacam itu berarti telah menerima anugrah Tuhan. Kembali ke
alam sunyi. Tiada menghiraukan kesenangan duniawi. Yang Maha Kuasa telah
mencakup pada dirinya. Dia telah kembali ke asal mulanya…..
137. Mati raga orang-orang ulama
yang mengundurkan diri di dalam kesunyian hutan ialah hanya memperhatikan yang
satu itu tanpa membiarkan pandangan mereka menyinpang. Mereka tidak
menghiraukan kesukaran tempat tinggal mereka hanya Dialah yang melindungi badan
hidup mereka yang diperlihatkan. Tak ada sesuatu yang lain yang mereka pandang,
hanya Sang Penciptalah yang mereka perhatikan.
138. Yang menciptakan mengemudi dunia
adalah tanpa rupa atau suara. Kalbu manusia yang dipandang sebagai wisma-Nya.
Carilah Dia dengan sungguh-sungguh, jangan sampai pandanganmu terbelah menjadi
dua. Peliharalah baik-baik iman kepercayaanmu dan tolaklah hawa nafsumu.
139. Bila kau masih menyembah dan
memuji Tuhan dengan cara biasa, kau baru memiliki pengetahuan yang kurang
sempurna. Jangan terseyum seolah-olah kau sudah mengerti, bila kau belum
mengetahui ilmu sejati. Itu semua hanya berupa tutur kata. Adapun kebenaran
sejati ialah meninggalkan sembah dan pujian yang diungkapkan dengan kata-kata.
140. Sembah dan puji sempurna
ialah tidak memandang lagi adanya Tuhan, serta mengenai adanya sendiri tidak
lagi dipandang. Papan tulis dan tulisan sudah lebur, kualitas tak ada lagi.
Adamu tak dapat diubah. Lalu apa yang masih mau dipandang. Tiadak ada lagi
sesuatu. Maklumilah.
Sekian dulu share dari saya, mengenai ajaran tersebut diatas semuanya kita kembalikan lagi kepada Illahi. amin............
Tag :
Kearifan lokal,
Sejarah
0 Komentar untuk "Syekh Siti Jenar-Membuka Pintu Makrifat"