Diakui atau tidak, banyak hubungan suami
istri yang retak karena kehidupan seksual kurang menggembirakan. Zaman dulu dalam
kehidupan keraton ada ajaran Asmaragama.
Meski memiliki banyak permaisuri, kehidupan
berkeluarga para raja keraton tetap sehat dan harmonis. Bisa jadi asmaragama
merupakan salah satu rahasianya. "Ini merupakan enam ajaran cinta yang
diambil dari filosofi Jawa, kehidupan raja-raja keraton. Ajaran tersebut berisi
enam ajaran cinta, yaitu asmaratantra, asmaranala, asmaratura, asmaraturida,
asmaradana, dan puncaknya asmaragama.
Asmaratantra
Mengajarkan pada pasangan suami istri bahwa harus ada perasaan berbeda ketika
saling bersentuhan. Harus ada 'getaran' di hati. Misalnya saat berciuman.
Meski sudah lazim dipraktikkan sehari-hari, getaran cinta itu harus tetap ada
dan dipertahankan. Asmaratantra mengatakan semestinya tidak boleh terjadi
perubahan getaran cinta. Harus dipertahankan. Sekali-kali tidak boleh pula ada
perubahan kasih sayang antara sebelum dan sesudah memiliki anak.
Banyak istri mengeluhkan perubahan sikap suami setelah memiliki keturunan.
Alhasil, kehangatan rumah tangga mulai berkurang. Dalam ajaran asmaratantra,
setiap ciuman, meski dilakukan setiap hari sepulang kerja oleh suami kepada
istrinya, harus tetap terasa istimewa.
Asmaranala
Kehidupan suami istri ialah kehidupan saling memberi dan menerima. Disenangkan
dan menyenangkan. Kedua pihak harus saling pengertian. Dari sini akan muncul
sebuah chemistry. Bentuknya bisa berupa perasaan resah ketika sedang menunggu
pasangan yang tak kunjung datang. Wujud keterikatan batin seperti itu akan
memunculkan perasaan berdebar-debar. Bila Anda masih sering merasa khawatir
atau merasa care pada pasangan, Anda termasuk salah seorang yang telah
mempraktikkan ajaran cinta asmaranala.
Asmaratura
Ajaran yang ketiga ini mengungkapkan ketertarikan fisik. Mengajarkan agar
ketertarikan fisik jangan sampai hilang ditelan waktu. Biasanya para pria sering
'bergombal ria' dengan rayuannya pada masa berpacaran. Entah memuji bola mata
pasangannya yang indah atau bentuk pujian yang lain. Setelah menikah dan
memiliki anak, jangan berubah. Menurut ajaran asmaratura, puji dan rayu dalam
kehidupan rumah tangga adalah hal yang sangat lumrah dan penting untuk menjaga
keharmonisan hubungan suami istri.
Asmaraturida
Selama tidak berlebihan dan dilakukan saat yang tepat, gurau dan canda wajib
hukumnya. Apa jadinya dunia ini tanpa tawa? Apalagi dalam kehidupan suami
istri. Sesekali setiap pasangan harus mengeluarkan guyonan lucu
yang mengundang gelak tawa dan mencairkan suasana. Tak jarang guyonan bisa
berakhir di ranjang.
Asmaradana
Kata-kata bisa sarat makna bila dirangkai dengan indah. Siapa yang tidak akan
terlena dan luluh hatinya bila disuguhi kata-kata indah? Demikian pesan yang
ingin disampaikan dalam ajaran asmaradana. Kita bisa mempersembahkan syair,
puisi, maupun lagu untuk pasangan kita. Meski sebagian orang mengaku tidak
menyukai hal-hal yang romantis, hati kecilnya pasti tidak akan menolak bila
diperlakukan istimewa oleh pasangannya melalui hal-hal tersebut.
Asmaradana mengajarkan kepada setiap pasangan agar mampu saling menyentuh hati
pasangannya setelah menikah. Tak terbatas pada kata, kita juga bisa berkreasi
lewat bunga dan hadiah-hadiah kecil lainnya untuk me-refresh kembali cinta yang
sudah ada.
Asmaragama
Setelah sukses mempraktikkan kelima ajaran tersebut dalam kehidupan
sehari-hari, hampir pasti kita akan dengan mudah menerapkan ajaran pamungkas,
yaitu asmaragama. Konon, pada zaman dulu, para raja harus bersemedi dan
membersihkan diri sebelum melakukan hubungan intim dengan para permaisurinya.
Ritual itu
dilakukan tak lain sebagai bentuk persiapan. Sementara menunggu, permaisuri
raja tak hanya diam. Mereka pun mempersiapkan diri untuk
melayani raja dengan mandi, berdandan, dan menggunakan wangi-wangian.
Asmaragama mengajarkan agar kedua pihak baik suami maupun istri saling menjaga
dan membersihkan area intim sebelum berhubungan seksual.
Tag :
DEWASA,
Kearifan lokal
0 Komentar untuk "Ajaran Bercinta Kitab Asmaragama"