Kehidupan modern pada jaman sekarang ini
yang semuanya dilakukan secara praktis, tidak dapat menyembunyikan keinginan
suatu suku terpencil untuk tetap mempertahankan kehidupan mereka yang tergolong
sudah sangat terbelakang dengan memilih tetap hidup berdampingan dengan alam.
Jumlah suku yang ada di Indonesia tercatat 1.128 yang sebagaian besar sudah
mengikuti pola hidup modern. Berikut Suku suku Paling Terasing
yang masih ditemukan di Indonesia.
1. Suku Laut, Kep. Riau
Suku Laut atau sering juga disebut Orang
Laut adalah suku bangsa yang menghuni Kepulauan Riau, Indonesia. Secara lebih
luas istilah Orang Laut mencakup "berbagai suku dan kelompok yang bermukim
di pulau-pulau dan muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh,
Kepulauan Batam, dan pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatera Timur dan
Semenanjung Malaya bagian selatan."
Sebutan lain untuk Orang Laut adalah Orang
Selat. Orang Laut kadang-kadang dirancukan dengan suku bangsa
maritim lainnya, Orang Lanun. Secara historis, Orang Laut dulunya adalah
perompak, namun berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka
dan Kesultanan Johor. Mereka menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, memandu para
pedagang ke pelabuhan Kerajaan-kerajaan tersebut, dan mempertahankan hegemoni
mereka di daerah tersebut.
2. Suku
Kajang, Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Suku
Kajang hidup di Kabupaten Bulukumba, sekitar 200 km dari kota Makassar. Suku
Kajang mudah di kenali, karena mereka memakai pakaian serba hitam, sorban hitam
dan tanpa menggunakan alas kaki meski di desa maupun ketika ke kota. Suku
ini sangat memegang teguh adat istiadatnya, mereka tidak terlalu tertarik dengan dunia
luar, mereka masih menjalani hidup sebagaimana nenek moyang mereka menjalani
hidup di jaman dulu kala. Dan perlu anda ketahui di Kab. Bulukumba terdapat
sebuah hutan keramat bernama Hutan Karanjang, warga suku Kajang tidak di bolehkan mengambil hasil
alam dari hutan tersebut, sekalipun mereka hanya mengambil ranting kayu untuk
kayu bakar, jika kedapatan mereka akan di hukum dengan hukum adat.
3. Suku
Kenekes atau Suku Baduy, Kab. Lebak, Banten
Suku Kenekes atau Suku Baduy merupakan suku
dari kabupaten Lebak provinsi Banten, mereka menjauhkan diri dari dunia luar
yang serba modern, suku baduy terbagi pula menjadi 2 yakni suku baduy luar dan
suku baduy dalam, dari keduanya ini suku baduy luar sedikit lebih keras dalam
menjaga adat istiadat mereka, mereka sama sekali tidak menggunakan apa yang di
ciptakan oleh dunia moderm, seperti tidak boleh naik motor atau mobil, di
perkirakan jumlah populasi suku baduy baik luar maupun dalam mencapai 8000
orang.
4. Suku Anak Dalam atau Kubu, Jambi
Suku anak dalam atau Orang Kubu atau di
sebut juga Orang Rimbo adalah salah satu suku yang hidup di sumatera, tepatnya
di provinsi Jambi, Suku ini hidup di dalam hutan-hutan, hidup dalam
kelompok-kelompok, mereka kerap berpindah-pindah, jika ada salah satu anggota
keluarga yang meninggal maka mereka pun akan berpindah lagi, mereka hidup dari
berburu, ada juga yang bercocok tanam dan menjual hasil alam ke masyarakat
biasa, suku kubu masih menganut kepercayaan animisme dimana mereka masih
menyebah roh-roh atau dewa-dewa. Tapi beberapa dari mereka sudah ada yang
menikah dan hidup dalam lingkungan masyakart mayoritas di provinsi Jambi.
5. Suku Polohi, Gorontalo
Di pedalaman hutan Boliyohato, Gorontalo
hidup beberapa kelompok masyarakat nomaden yang lebih di kenal dengan sebutan
Suku Polahi. Suku Polahi ini bahkan jauh lebih tertinggal daripada suku suku
yang masih dianggap primitive lainnya di Indonesia. Rata rata suku primitive
yang lain setidaknya sudah mulai hidup menetap dan mulai terbuka dengan kehidupan
luar. Suku Polahi ini memiliki pola hidup berpindah pindah (Nomaden) dari satu
hutan ke hutan yang lain. Mereka juga belum mengenal
pakaian, agama bahkan mereka juga tak mengenal hari.
6. Suku Dani, Pegunungan Tengah, Papua
Suku Dani adalah sebuah suku yang mendiami
satu wilayah di Lembah Baliem yang dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai
petani yang terampil dan telah menggunakan alat/perkakas yang pada awal mula
ditemukan diketahui telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu, pisau yang
dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu
galian yang terkenal sangat kuat dan berat. Suku Dani masih banyak mengenakan
''koteka'' (penutup kemaluan pria) yang terbuat dari kunden/labu kuning dan para
wanita menggunakan pakaian wah berasal dari rumput/serat dan tinggal di
“honai-honai” (gubuk yang beratapkan jerami/ilalang). Upacara-upacara
besar dan keagamaan, perang suku pun masih sering terjadi di sana meskipun
tidak sebesar sebelumnya.
7. Suku Togotil, Halmahera
Suku Togutil atau dikenal juga sebagai Suku
Tobelo Dalam adalah kelompok/komunitas etnis yang hidup di hutan-hutan secara
nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli
yang termasuk dalam Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Kabupaten Halmahera
Utara, Maluku Utara. Yang perlu diingat, Orang Togutil sendiri
tak ingin disebut "Togutil" karena Togutil bermakna konotatif yang
artinya "terbelakang". Kehidupan mereka masih sangat tergantung pada
keberadaan hutan-hutan asli. Mereka bermukim secara berkelompok di sekitar
sungai. Komunitas Togutil yang bermukim di sekitar Sungai Dodaga sekitar 42 rumah
tangga. Rumah-rumah mereka terbuat dari kayu, bambu dan beratap daun palem
sejenis Livistonia sp. Umumnya rumah mereka tidak berdinding dan berlantai
papan panggung.
8. Suku
Bauzi atau Orang Baudi, Papua
Suku
Bauzi atau orang Baudi merupakan satu dari sekitar 260-an suku asli yang kini
mendiami Tanah Papua. Oleh lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat bernama
Summer Institute of Linguistics (SIL), suku ini dimasukan dalam daftar 14 suku paling terasing. Badan Pusat Statistik (BPS)
Papua pun tak ketinggalan memasukan suku Bauzi kedalam daftar 20-an suku
terasing yang telah teridentifikasi. Bagaimana tidak, luasnya hutan belantara,
pegunungan, lembah, rawa hingga sungai-sungai besar yang berkelok-kelok di
sekitar kawasan Mamberamo telah membuat suku ini nyaris tak bersentuhan langsung
dengan peradaban modern. Kehidupan keseharian suku ini masih dijalani secara
tradisonal.
9. Suku
Sakai, Kab Siak, Riau
Suku Sakai adalah komunitas
asli/pedalaman yang hidup di daratan Riau. Mereka selama ini sering dicirikan sebagai kelompok
terasing yang hidup berpindah-pindah di hutan. Orang-orang Sakai dulunya adalah
penduduk Negeri Pagaruyung yang melakukan migrasi ke kawasan rimba belantara di
sebelah timur negeri tersebut. Waktu itu Negeri Pagaruyung sangat padat
penduduknya. Untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut, sang raja yang
berkuasa kemudian mengutus sekitar 190 orang kepercayaannya untuk menjajaki
kemungkinan kawasan hutan di sebelah timur Pagarruyung itu sebagai tempat
pemukiman baru. Setelah menyisir kawasan hutan, rombongan tersebut akhirnya
sampai di tepi Sungai Mandau. Karena Sungai Mandau dianggap dapat menjadi
sumber kehidupan di wilayah tersebut, maka mereka menyimpulkan bahwa kawasan
sekitar sungai itu layak dijadikan sebagai pemukiman baru. Keturunan mereka
inilah yang kemudian disebut sebagai orang-orang Sakai.
10. Suku Korowai, Papua
Suku Korowai adalah suku
yang baru ditemukan keberadaannya sekitar 30 tahun yang lalu di pedalaman
Papua, Indonesia dan berpopulasi sekitar 3000 orang. Suku terasing ini hidup di
rumah yang dibangun di atas pohon yang disebut Rumah Tinggi. Beberapa rumah mereka bahkan bisa mencapai ketinggian
sampai 50 meter dari permukaan tanah. Suku Korowai adalah salah satu suku di
daratan Papua yang tidak menggunakan koteka. Bahkan hingga tahun 1970, mereka tidak
mengetahui keberadaan setiap orang selain kelompok mereka.
Asing
ataupun tidak kehidupan suku mereka menurut kacamata orang lain, jika mereka
merasa lebih bahagia tanpa merugikan orang lain, maka tidak ada salahnya mereke
menjalani kehidupan seperti itu. Semoga artikel Unik ini dapat bermanfaat.
Tag :
Realita
0 Komentar untuk "Suku Terpencil Terasing Di Indonesia"