Selamat Datang di Blog SOKARAJA WETAN

SENJATA dan ALAT KERJA. KUDI KHAS BANYUMAS

Kudi, jangan mengaku orang Banyumas kalo tidak tahu apa itu kudi ya… he..he..he..Oke, jika memang benar-benar tidak tahu apa itu Kudi dan seperti apa bentuknya, saya jelaskan sedikit mengenai Kudi ini. Pada event-event tertentu seperti hari jadi Banyumas atau pagelaran kesenain kentongan sering Anda jumpai sosok Bawor memegang sebuah alat seperti senjata?
Yaps, itulah yang disebut dengan Kudi. Bisa juga dibilang sebagai senjata Khas orang Banyumas. Tetapi perlu Anda ketahui Kudi bukan termasuk dalam kategori senjata atau pusaka loh, mau tahu alasanya? So, ikuti terus artikelnya ya.
Orang Jawa diluar Banyumas biasa menyebut Kudi dengan istilah pegama/gaman, yang diartikan serba bisa. Kudi ini merupakan suatu alat yang serba bisa digunakan orang Banyumas itu Sendiri. Orang Banyumas percaya dengan pegama ini akan bisa “nguripi” dalam arti menghidupi dalam segala situasi kondisi masyarakat Banyumas. Misalnya dengan kudi kita bisa mencari makan walau tidak mempunyai uang, Kudi bisa digunakan untuk mencari kayu bakar dan kemudian dijual. Dengan Kudi kita bisa melakukan dan berbuat segala hal, seperti mencari kayu, berburu, membentuk atau mengukir obyek bambu/kayu dan dijadikan sebagai senjata untuk membela diri.
Karena sifatnya yang serba bisa, masyarakat Banyumas dulunya sering memanfaatkan Kudi untuk membuat obyek dari bambu atau kayu tanpa menggunakan alat tambahan lain. Seperti kursi, meja, membentuk plupuh bahkan sering kali masyarakat Banyumas membuat bendengan (gubug) hanya menggunakan alat ini.
Nah, sudah tahukan jika Kudi itu merupakan sebuah alat bukan senjata atau pusaka, maka dari itu kudi tidak tercantum dalam kategori Senjata Jawa. Eiittss… tapi tunggu dulu…
walaupun tidak tercantum dalam kategori pusaka, Kudi tetap dijadikan sebagai senjata Khas oleh masyarakat Banyumas karena memiliki filosofi atau cerminan tersendiri bagi masyarakat Banyumas, dan kudi dianggap sebagai salah satu identitas budaya Banyumas.

Ada beberapa macam Kudi yang ada di Banyumas yaitu Kudi Biasa atau yang sering dipakai untuk segala keperluan. Kudi ini memiliki ukuran panjang 40 cm dan lebar 12 cm. Kemudian Kudi Melem, Kudi yang pada bagian ujungnya seolah-olah berbentuk ikan melem. Ukurannya lebih kecil kira-kira 30 cm panjang dan lebar 10 cm. Kudi ini berfungsi untuk membentuk bilik dan pagar rumah. Dan yang terakhir Kudi Arit, yaitu jenis arit yang pada bagian tengahnya mempunyai weteng(perut). Jenis ini dapat dipakai antara lain untuk keperluan mencari kayu bakar, ramban (mencari dedaunan) atau untuk nderes (mencari nira). Ukuran Kudi ini kira-kira 35 cm panjangnya dan 10 cm lebar perutnya.
 Bentuk Kudi juga melambangkan unsur kehidupan, seperti yang kita lihat secara kasap mata bagian yang menonjol besar atau orang Banyumas biasa menyebutnya dengan istilah “mlbenduk” melambangkan perut, kemudian dibagian paling atas agak membengkok melambangkan mulut, yang intinya seperti gambaran manusia. Jika kita siasati, bentuk kudi mirip dengan postur tubuh Bawor pada umumnya, memang didalam pewayangan Banyumas Tokoh Bawor digambarkan mengenakan kudi sebagai senjata pegangannya.
Berikut merupakan Cerminan Kudi dengan masyarakat Banyumas
Bagian-bagian kudi terdiri dari : bagian ujung, perut, karah serta gagang. Bagian-bagian tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat pemotong semata, namun merupakan cermin dari karakter orang Banyumas yang sesungguhnya. Artinya jika kita simak secara bagian-perbagian. Ujung adalah nilai egaliterian yang ada pada masyarakat Banyumas, terhadap segala bentuk budaya lainnya. Hal ini ditunjukan pada bentuk ujung kudi yang sama dengan senjata-senjata seperti golok, pedang dan semacamnya dari daerah lain. Bentuk perut menunjukan bahwa manusia hidup tidak hanya untuk memenuhi nafsu belaka namun ada hal yang lebih penting yaitu berusaha dan bekerja. Kemampuan perut kudi sangat besar untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang berat-berat seperti membelah atau memotong obyek yang besar. Karah disini menyimbolkan bahwa penampilan ternyata tidak bisa dijadikan sebagai acuan baik buruknya sifat sesorang. Hal ini dimaksudkan bahwa tidak semua karah yang bagus dan berukir akan memiliki perut dan ujung yang tajam (baca: baik). Sedangkan gagang merupakan pegangan dimana orang Banyumas didalam menyikapi hidup harus punya keyakinan yang jelas.
Justru orang-orang kecil seperti petani, buruh, tukang tegor atau tukang nderes bekikuk akan sangat bangga jika dapat menggunakan kudi pada setiap pekerjaannya. Sangat ironis memang. Kudi sebagai cermin pada kesamaan derajat, etos kerja tinggi, tidak silau materi dan sikap punya perinsip, justru tidak pakai oleh para pejabat dan orang penting di Banyumas. Padahal bila kita coba amati tak ada yang terlalu berlebihan fungsi dari sebuah keris. Keris paling hanya sebagai perhiasan pelengkap semata. Atau mungkin sebagai alat pembunuh sebagaimana Ken Arok membunuh Tunggul Ametung.
Kudi sebagai cermin masyarakat Banyumas. Hal ini terdapat pada ungkapan Kudi Ilang Karo Karahe. Artinya sesuatu yang hilang pasti akan kembali pada pemiliknya. Setting historis dari filosofi ini berkaitan dengan sejarah pindahnya R. Adipati Mertadireja III dari Purwokerto ke Banyumas. Pada saat itu Kabupaten Purwokerto dan Banyumas masing-masing berdiri sendiri. Yang kebetulan pada tahun 1878 Residen Banyumas C. De Mooenburgh, berselisih dengan Bupati Banyumas R.M. Tmg Tjakranegara II. Karena perselisihan itulah maka Bupati Banyumas mengundurkan diri. Akhirnya R. Adipati Mertadireja III, Bupati Purwokerto pindah menjadi Bupati Banyumas. Disini dijelaskan juga bahwa kudi adalah jabatan residen sedangkan karah adalah jabatan bupati. Dan sing duwe adalah R.M.T Mertadireja III. (R. Arya Wiriaatmadja, Babad Banyumas, Diteruskan oleh R. Poerwasoeprojo. Purwokerto: De Boer. 1932 ). 
Oke, sudah mengerti kan? Kenapa hubungan diantara Kudi dengan Masyarakat Banyumas begitu sangat erat. Jadi tidak heran jika Kudi dijadikan Senjata Khas Banyumas dan menjadi salah satu identitas budaya Banyumas.
Karena Kudi merupakan sebuah identitas kebudayaan, maka mari kita jaga bersama dan kita lestarikan keberadaannya. Sehingga nantinya anak cucu kita tidak hanya melihat Kudi melalui gambar saja. Jika Anda memiliki Kudi, ayo dijaga, dirawat dan dipelihara dengan baik. Kalo bukan kita, siapa lagi?


Tag : Banyumas, Realita
0 Komentar untuk "SENJATA dan ALAT KERJA. KUDI KHAS BANYUMAS"

Back To Top