Kedatangan bulan Ramadan
selalu disambut gegap gempita oleh masyarakat Indonesia. Maklumlah, mayoritas
penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Masyarakat Indonesia memiliki banyak
tradisi atau ritual khas dalam menyambut dan memeriahkan bulan
istimewa bagi muslim ini. Tidak mengherankan bila bulan puasa di
Indonesia selalu menjadi pengalaman yang berkesan dan dirindukan. Inilah beberapa tradisi unik dalam rangka menyambut
dan memeriahkan kedatangan bulan puasa Ramadhan,
Nyadran – Jawa
Nyadran atau
disebut juga Nyekar, merupakan tradisi khas masyarakat Jawa, khususnya
Jawa Tengah dan Jawa Timur ketika mendekati bulan puasa Ramadhan. Nyadran
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu sraddha yang berarti keyakinan.
Masyarakat Jawa memaknai
Nyadran dari kata sadran yang berarti ruwah sya’ban. Yaitu, bulan
sebelum Ramadhan datang yang ditandai dengan tradisi membersihkan makam
keluarga dan kerabat. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, tradisi nyadran
masih banyak dilakukan. Areal makam umum ramai oleh keluarga yang
datang untuk membersihkan makam-makam keluarga atau orangtua mereka, menaburkan
bunga dan berdoa.
Dugderan – Semarang
Dugderan adalah tradisi
khas masyarakat Semarang dalam rangka menyambut bulan puasa Ramadhan.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad 19 yang bermula dari acara
penentuan awal puasa di bulan Ramadhan. Maklum, acapkali ada
perbedaan penentuan hari pertama puasa. Tradisi Dugderan
kini menjadi seperti pesta rakyat yang sangat meriah di Semarang. Ada Tari
Japin, arak-arakan atau karnaval hingga tabuh bedug. Acara ini menjadi
tradisi tahunan masyarakat Semarang yang ditunggu-tunggu. Puncak acara Dugderan
tetap dengan tradisi awal yaitu pengumuman awal puasa Ramadhan.
Selain dimeriahkan dengan
suara bedug dan meriam, pesta rakyat Dugderan juga diramaikan kehadiran
maskot Dugderan bernama Warak Ngendog. Ini adalah
maskot berupa kambing dengan kepala naga lengkap dengan kulit
bersisik dari kertas warna warni dan dilengkapi dengan telur rebus. Keberadaan
telur rebus sebagai penanda bahwa binatang tersebut tengah bertelur. Ini juga
sebagai penanda bahwa ketika penyelenggaraan Dugderan pertama kali, Semarang
tengah krisis pangan dan telur menjadi makanan mewah.
Dandhangan – Kudus
Tradisi unik
menyambut kedatangan bulan puasa ini berlangsung di Kudus, Jawa
Tengah. Kirab Dhandhangan mengacu pada tradisi di masa Sunan Kudus masih
ada, yaitu ketika para santri beliau berkumpul di depan mesjid Al Aqsha
atau Mesjid Menara Kudus untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan
awal puasa.
Setelah
diumumkan keputusannya oleh Sunan Kudus, beduk di mesjid pun ditabuh dan
dari sanalah istilah Dhandhangan lahir. Akhirnya, lambat laun ritual pengumuman
itu menarik banyak pedagang untuk membuka lapak dagangan. Kini, ritual tersebut
menjadi semacam kirab budaya yang dimulai sejak dua pekan sebelum puasa
dan berakhir pada malam hari menjelang sahur pertama.
Gebyar Ki Aji Tunggal – Jepara
Ini adalah tradisi yang
berlangsung di Jepara, Jawa Tengah, setiap menyambut Ramadhan. Kegiatan Gebyar
Ki Aji Tunggal digelar untuk mengingatkan masyarakat akan kedatangan bulan suci
Ramadan. Karnaval budaya ini digelar tiap bulan Sya’ban dalam kalender
Islam atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa.
Perlon Unggahan – Banyumas
Perlon Unggahan adalah tradisi khas masyarakat Banyumas, Jawa
Tengah, yang sudah berlangsung sejak beberapa abad silam. Tradisi ini berlangsung
seminggu sebelum kedatangan bulan puasa yang dilakukan oleh
masyarakat di Desa Pekuncen, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Ritualnya berupa ziarah kubur leluhur yaitu ke makam
Bonokeling tanpa alas kaki sambil mengusung nasi ambeng. Pengikut adat ini
berjalan kaki hingga 30 kilometer dari Cilacap, melintasi perbukitan yang
memisahkan Banyumas dan Cilacap.
Di makam Bonokeling
tersebut, enam Kasepuhan berdoa, yaitu Kasepuhan Kyai Mejasari, Kyai
Padawirja, Kyai Wiryatpada, Kyai Padawitama, Kyai Wangsapada, dan Kyai Naya
Leksana. Setelah itu, diadakan makan besar yang diramaikan oleh warga
sekitar.
Dalam tradisi ini, tersedia
banyak makanan tradisional seperti nasi bungkus, serundeng sapi dan sayur kuah.
Masyarakat biasanya berebut makanan-makanan itu dan meyakini makanan tersebut
akan menambah keberkahan di bulan puasa.
Itulah tradisi-tradisi unik
masyarakat Indonesia ketika menyambut dan memeriahkan bulan Ramadhan. Beragam
tradisi yang khas Indonesia itu menjadi bukti kesekian betapa kaya budaya dan
kearifan lokal masyarakat Indonesia. Selamat menyambut bulan suci Ramadhan,
0 Komentar untuk "tradisi unik dalam rangka menyambut dan memeriahkan kedatangan bulan puasa Ramadhan"