7 Hal Salah Kaprah
Tentang Hipertensi
Hipertensi merupakan bahasa medis yang menggambarkan
keadaan tekanan darah arteri di atas normal. Tekanan darah sendiri adalah gaya
atau tahanan dari dinding pembuluh darah arteri yang diukur ketika jantung mendistribusikan
darah keseluruh tubuh. Ada dua jenis tekanan darah yakni tekanan darah sistolik
dan diastolik. Tekanan sistolik menggambarkan tekanan dinding pembuluh darah
arteri saat darah dipompa dari jantung ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan
diastolik menggambarkan tekanan dinding pembuluh darah arteri saat darah
kembali ke jantung. Biasanya tekanan darah disebutkan dalam bentuk angka,
tekanan darah sistolik (TS) per tekanan darah diastolik (TD) misal 110/70.
JNC 7 adalah sebuah komite yang terdiri dari para ahli hipertensi. Mereka
melakukan penelitian tekanan darah dan mempublikasikan pedoman diagnosis serta
terapi terbaru hipertensi. Kategori tekanan darah terbaru yang saat ini dipakai
adalah sebagaimana gambar berikut:
Dalam masyarakat kita terdapat cukup banyak salah kaprah mengenai darah tinggi.
Salah kaprah ini justru menimbulkan miss diagnosis hingga gagal terapi. Banyak
penderita hipertensi yang gagal terapi pada akhirnya menimbulkan komplikasi
berbagai organ. Berikut salah kaprah hipertensi yang sering saya temui di
masyarakat:
1. Tekanan darah di bawah sama dengan 140/90 masih dianggap normal
menurut JNC 7 tekanan darah dikatakan normal bila tekanan sistolik <120 dan
tekanan diastolik <80. Jadi tekanan darah 120/80 saat ini sudah tidak termasuk
normal melainkan termasuk kategori prehipertensi. Prehipertensi belum
membutuhkan terapi obat, hanya dianjurkan pola hidup sehat.
2. Usia > 40 tahun atau yang orang tua normal jika tensinya tinggi
pernyataan ini sering saya temui di praktek umum atau di rumah sakit. Manusia
dewasa berapapun usianya dari 18 tahun - 120 tahun tekanan darah yang normal
adalah <120/<80. Jadi tidak tepat apabila ada seorang kakek / nenek yang
tekanan darahnya 140/90 tidak mendapatkan terapi.
3. Remaja atau dewasa muda (usia 25-35 tahun) tidak terkena penyakit
hipertensi
Remaja berusia 18 tahun pun sudah ada yang terkena hipertensi. Bahkan sudah ada
beberapa kasus usia 25 tahun meninggal karena stroke. Saat ini angka kejadian
hipertensi sudah menghantui usia remaja tidak hanya orang tua. Hal ini jelas
dipengaruhi pola hidup tida sehat seperti sering mengkonsumsi makanan tidak
sehat, kurang gerak, merokok dan stress.
4. Obat penurun darah tinggi hanya diminum kalau muncul gejala saja
Hal ini jelas tidak tepat, obat penurun darah tinggi atau obat anti hipertensi
harus diminum seumur hidup. Banyak penderita yang berhenti minum obat ketika
keluhan hilang (umumnya mengeluh sakit kepala). Padahal ketika obat tidak
diminum tekanan darah akan kembali tinggi dan bisa menyebabkan kerusakan organ
seperti otak, jantung dan ginjal. Jika ada kesulitan meminum obat,
konsultasikan ke dokter anda. Saat ini sudah banyak pilihan obat anti
hipertensi untuk memudahkan penderita hipertensi.
5. Obat darah tinggi harganya mahal
Siapa bilang? mungkin iya jika obat yang diberikan adalah obat paten. Captopril (salah satu
anti hipertensi yang paling terkenal) harga satu keping (10 tablet) 5000
rupiah. Untuk pasien JAMKESMAS sudah dijamin pemerintah, tinggal minta gratis
di puskesmas, so sudah tidak alasan untuk tidak berobat.
tips : jika diresepkan obat paten oleh dokter anda, untuk selanjutnya tinggal
beli obat generiknya, soalnya harga obat generik jauh lebih murah. Biasanya pada kemasan obat paten yang diresepkan ada nama generiknya, anda
tinggal beli di apotik, tapi anda harus tetap kontrol ke dokter ya.
6. Timun dapat mengobati hipertensi
Timun secara empirik (baca: turun-temurun) memang dapat menurunkan tekanan
darah. Walaupun belum banyak penelitian yang membahas efektivitas timun dalam
menurunkan tekanan darah. Seberapa banyak yang harus dimakan dan berapa kali
sehari juga belum diketahui secara pasti. Lagi pula banyak penderita yang
merasa eneg apabila harus terus menerus mengkonsumsi timun. Sebaiknya gunakan
obat anti hipertensi (yang diresepkan dokter anda) dengan dosis yang tepat dan
sudah terbukti efektif mengontrol tekanan darah
7. Hipertensi dapat disembuhkan
Ini bukan berita buruk..hipertensi memang tidak dapat disembuhkan tapi bisa
terkontrol caranya dengan modifikasi gaya hidup dan minum obat teratur. 90%
penyebab hipertensi adalah idiopathic atau bahasa kerennya belum bisa
dijelaskan. Tetapi dicurigai faktor pemicunya adalah faktor keturunan dan gaya
hidup tidak sehat seperti kurang aktivitas, merokok, makan yang tidak sehat dan
stress.
Buat anda yang mempunyai faktor resiko keturunan (anggota keluarga ada yang
hipertensi), sebaiknya harus lebih hati-hati, mari modifikasi gaya hidup, yang
masih merokok? berhenti total! yang malas gerak? daftar fitnes atau ikut senam,
yang suka makan junk or fast food? belajar makan sayur dan buah ya.. yang suka stress??
perbanyak ibadah nya.
********SEMOGA BERMANFAAT*******
Tag :
Kesehatan
0 Komentar untuk "7 Hal Salah Kaprah Tentang Hipertensi"