Selamat Datang di Blog SOKARAJA WETAN

Anak Rambut Gimbal Dataran Tinggi Dieng

Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang fenomena anak rambut gimbal yang ada di Dieng. Jangan heran jika saat anda berwisata ke Dieng berjumpa dengan anak kecil yang rambutnya menggumpal atau gimbal, atau oleh orang setempat di sebut “gembel”. Jangan pula mengejek atau mencelanya karena akan menyakiti perasaan orang tuanya.
Rambut gimbal atau gembel yang dimiliki anak-anak Dieng itu bukan karena rambut mereka yang tidak diurus atau semacamnya, tapi tumbuh dengan sendirinya. Bahkan pemangku adat masyarakat Dieng, Mbah Naryono (60) mengatakan anak-anak berambut gembel itu adalah anak bajang titipan Ratu Kidul (Ratu Laut Selatan).
“Anak berambut gembel berjenis kelamin laki-laki merupakan titisan Eyang Agung Kala Dete, sedangkan yang perempuan titisan Nini Ronce Kala Prenye. Mereka adalah titipan anak bajang dari Ratu Samudera Kidul,” katanya.
Gimbal atau gembel pada anak-anak bajang titipan Ratu Kidul berbeda dengan rambut gimbal ala anak-anak reaggee atau Almarhum Mbah Surip. Rambut gimbal anak-anak reaggee ataupun Mbah Surip pada umumnya dibentuk dengan sengaja melalui sebuah proses, sedangkan rambut gimbal anak-anak bajang ini terbentuk atau tumbuh dengan sendirinya.
Selain di Dataran Tinggi Dieng atau lereng gunung Prahu, anak-anak gembel juga dapat di jumpai di beberapa tempat sekitarnya seperti di Lereng Gunung Sindoro, Gunung Sumbing ataupun Gunung Rogojembangan. Menurut warga setempat bahkan orang tuanya mengatakan bahwa rambut gembel pada anak-anak bajang tumbuh dengan sebuah proses atau tidak tumbuh dengan instan. Biasanya anak-anak yang akan memiliki rambut gimbal atau gembel akan diawali dengan sakit terlebih dahulu.
“Jadi setiap gembelnya akan tumbuh, anak-anak itu lebih dulu sakit. Namun setelah gembelnya tumbuh semua, mereka tidak akan sakit-sakitan lagi,” katanya.
Setelah gembelnya tumbuh, rambut anak-anak tersebut tidak pernah disisir karena akan membuat si anak tersebut merasakan sakit.
rambut gembel inipun memiliki beberapa jenis, namun yang biasa di ketahui hanya ada empat, yakni Gembel Pari ( Gembel yang memiliki ukuran paling kecil atau bentuknya seperti tanaman padi ), Gembel Jagung ( Gembel yang mirip rambut jagung ), Gembel Jatah ( Gembel yang hanya beberapa helai ), dan Gembel Kambing atau Gembel Wedus ( Gembel yang menyerupai bulu kambing atau gembel yang memiliki ukuran paling besar ). Konon, gembel pari jarang ada yang memilikinya, sedangkan gembel yang lainnya banyak di jumpai di Dataran Tinggi Dieng.
Sedangkan untuk menghilangkan rambut gembel ini, dapat dilakukan dengan cara ruwatan, yaitu ritual pemotongan rambut gembel. Jika pemotongan rambut di lakukan sendiri atau tidak melalui sebuah ruwatan maka sang anak akan sakit-sakitan dan rambut gembelnya akan tumbuh lagi.
Rambut gembel diyakini tidak akan tumbuh lagi setelah di lakukan ruwatan pemotongan rambut gembel. Acara ruwatan bisa di lakukan kapan saja sesuai kemampuan orang tuanya karena ruwatan pemotongan rambut gembel membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena orang tua harus menuruti apapun keinginan sang anak. Ruwatan rambut gembel juga akan dilaksanakan juka sang anak sudah memiliki keinginan untuk di potong, jika belum maka orang tua juga tidak dapat memaksa sekalipun orang tua sudah memiliki dana untuk menggelar ruwatan tersebut.
Selain itu, berbagai sesaji juga harus disiapkan, antara lain nasi tumpeng tujuh warna, jajan pasar, buah-buahan, dan ingkung ayam.
Itulah ulasan mengenai Anak Rambut Gimbal Dataran Tinggi Dieng yang admin bisa sampaikan kali ini. Semoga bermanfaat. Terimakasih…
0 Komentar untuk "Anak Rambut Gimbal Dataran Tinggi Dieng"

Back To Top